Dalam sebuah perusahaan haruslah memiliki dan memahami Strategi dan Fungsi Manajemen Konflik karena hal tersebut harus dilakukan untuk mengelola konflik dengan baik agar tidak menyebabkan hal negatif, antara lain adanya perpecahan, permusuhan, dan persaingan yang tidak sehat. Hal negatif tersebut biasanya juga memicu dampak yakni membuat tidak nyaman di pekerjaan sehingga produktivitas kerja akan menurun.
Menurut ahli Ross Howard, pengertian manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi termasuk perilaku para pelaku dan bagaimana mereka memengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Manajemen konflik berasal dari dua kata, yakni manajemen dan konflik. Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia ‘Maneggiare’ yang berarti melatih kuda-kuda, atau secara harfiah ‘to handle’ yang artinya mengendalikan. Sementara itu, menurut kamus Inggris Indonesia, ‘management’ artinya pengolahan dan istilah ‘manager’ berarti tindakan membimbing atau memimpin, Sehingga definisi manajemen di dalam manajemen konflik ini tindakan untuk mengawasi atau mengatur orang bekerja.
Fungsi manajemen konflik untuk menyelesaikan suatu konflik dalam sebuah organisasi memiliki beberapa manfaat seperti dibawah ini.
- Meningkatkan kinerja dan keaktifan karyawan.
- Mengembangkan kemampuan karyawan.
- Melatih kemampuan menyelesaikan konflik.
- Meningkatkan rasa saling menghormati.
Beberapa strategi mengelola manajemen konflik.
Identifikasi
Ini merupakan tahap paling awal, saat Anda perlu mengenali konflik yang terjadi, pihak-pihak yang terlibat, skala konflik, akar permasalahan, dan dampak yang mungkin terjadi. Semakin cepat Anda mengidentifikasi, semakin cepat pula peluang Anda untuk meminimalkan dampak.
Diagnosis
Proses ini melibatkan pemetaan konflik dan analisis sejumlah opsi penyelesaian. Di tahap ini Anda memperhitungkan setiap langkah yang akan Anda ambil beserta konsekuensinya, lalu menetapkan pilihan yang paling masuk akal dan tidak berat sebelah.
Menyepakati solusi
Anda duduk bersama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, menawarkan solusi yang adil bagi mereka. Setelah kesepakatan tercapai, kedua pihak harus menerima dan menjalankan putusan tersebut.
Penerapan putusan
Kesepakatan tidak menandai akhir dari konflik, melainkan awal dari resolusi konflik. Anda wajib memastikan kedua pihak menjalankan putusan yang telah dibuat. Anda juga berhak memberikan sanksi jika ada pihak yang melanggar kesepakatan atau kembali bersikap menyulut konflik.
Evaluasi
Ini merupakan tahap penilaian terhadap solusi yang Anda ambil, apakah efektif menyelesaikan konflik atau tidak, di mana kekurangannya, dan apa yang harus Anda lakukan apabila kejadian serupa terulang, dan seterusnya.
Artinya, manajemen konflik merupakan proses untuk mengelola konflik dengan menyusun strategi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki konflik sehingga mendapatkan resolusi yang diinginkan. Sementara itu, dalam sudut pandang demokrasi, manajemen konflik berbicara mengenai bagaimana konflik ditangani.
WQA siap membantu anda memberikan pelatihan strategi manajemen konflik pada perusahaan baik secara online maupun offline anda dapat mengisi form atau menghubungi kontak dibawah ini.
Info & Registrasi TrainingWorldwide Quality Assurance
Graha ISKA 5th Floor
Jl Pramuka Raya No. 165
Central Jakarta, 10570 Indonesia
Phone : +6221 – 4260769
Fax : +6221 – 4243523
Hotline/Whatsapp +628111496821
Email : Info@wqa.co.id